Situs Grand Lamongan News, saat ini masih dalam tarap pembangunan. Untuk sementara bisa diakses melalui www.grandlanews.co.cc. Mohon maaf bila tampilan dan isinya masih sangat sederhana.

Wednesday, July 18, 2012

CANANGKAN LAMONGAN JADI BUMI KOPERASI


Bertempat di halaman Kantor Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan (Kopindag) Kabupaten Lamongan, Bupati Fadeli beserta jajarannya menghadiri puncak acara peringatan hari koperasi (Harkop) ke-65 tahun 2012, kemarin (17/7). Dalam acara tersebut Bupati Fadeli sempat mengungkapkan akan mewujudkan Kabupaten Lamongan sebagai bumi koperasi dengan salah satu tujuannya yakni untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi pengangguran.

Dikatakan lebih lanjut olehnya, hal itu seiring dengan pesatnya tumbuh kembang koperasi yang tersebar di Lamongan yakni sebanyak 1.042 buah koperasi. Selain itu, juga diraihnya prestasi bergengsi lainnya baik ditingkat Jawa Timur dan Nasional. Penghargaan terbaru tahun ini adalah dengan diterimanya Jasa Bhakti Koperasi dari Menteri Koperasi dan UKM RI di Palangkaraya beberapa waktu lalu.

“Saya berkata demikian, karena hampir 20 tahun lamanya menjadi ketua koperasi yang berlokasi di pemerintah daerah yakni koperasi Setia Praja. Jadi merupakan kewajiban saya untuk menggerakkan perekonomian Lamongan diantaranya melalui bumi koperasi ini,” ujarnya.

Fadeli juga sempat turut menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman bersama anatar Diskopindag Lamongan dengan Dinas Pendidikan tentangsinergi pemberdayaan koperasi. “Potensi yang ada di sekolah cukup besar. Memang belum seluruhnya sekolah-sekolah memiliki koperasi. Dan kalau pun itu sudah memiliki, tetapi belum berbadan hukum. Kalau sekolah-sekolah ini mempunyai badan hukum di koperasinya, tidak mustahil akan bermunculan ribuan koperasi baik di negeri maupun swasta. Itu hanya contoh dari lembaga pendidikan saja belum yang lainnya,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Dewan Koperasi Lamongan Pratikno dalam laporannya mengatakan, dalam lomba koperasi berprestasi tingkat Jawa Timur, KPRI Handayani Lamongan mendapat penghargaan sebagai koperasi kategori konsumen, KSU Kencana Makmur sebagai koperasi kategori pemasaran dan KUD Mina Tani Brondong sebagai koperasi kategori jasa. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Jatim dalam puncak peringatan hari koperasi propinsi Jatim di Kabupaten Jombang.

Rangkaian peringatan hari koperasi di Lamongan itu diwanai berbagai kegiatan. Selain pameran produk unggulan, juga diadakan lomba berpacu dalam koperasi. Semacam cerdas cermat antar pengurus koperasi. Serta donor darah yang bekerjasam dengan PMI setempat.

PROGRAM GERAKAN PENANAMAN PADI SEREMPAK


Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Direktoral Jenderal Tanaman Pangan pada Kementerian Pertanian RI Erma Budianto melontarkan pujian terkait gerakan tanam padi serempak yang dilakukan Lamongan, yang dimulai di Desa Laren, Kecamatan Laren, kemarin. Pasalnya, Lamongan merupakan kabupaten kedua setelah Klaten/Jawa Tengah yang melakukan pencanangan gerakan tanam serempak inpari 13 pada tahun 2011 lalu.

“Gerakan tanam serempak ini langka,” ujar Erma Budianto mengawali sambutannya. “Pertama saya menghadiri di Kabupaten Klaten Jawa tengah yang dilakukan oleh Gubernur Bibit Waluyo dan yang kedua baru di Lamongan.

Di Klaten, lanjut dia, gerakan penanaman serempak dilakukan karena sudah lima musim tanam tidak bisa panen karena serangan hama wereng batang coklat. Setelah gubernur mencanangkan tanam serempak 804 hektar, akhirnya berhasil panen. “Untuk itu, atas nama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, kami sangat mengapresiasi Bapak Bupati Lamongan atas digelarnya kegiatan ini,” imbuhnya.

Dia menyebut akan ada banyak hal keuntungan dari tanam serempak. Jika gerakan di Laren ini kemudian diikuti oleh kecamatan lainnya, Erma Budianto yakin Lamongan bisa terus menstabilkan komoditi pangannya.

“Kegiatan ini juga sejalan dengan keresahan Bapak Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) terhadap keadaan pangan nasional. Setiap tahun penduduk Indonesia naik 1,5 persen, sementara perubahan iklim ekstrim di tahun 2011 lalu mengakibatkan produksi menurun.

“Kalau sudah terkena dampak tersebut semua daerah dan negara tentu tidak bisa berbuat banyak. Mengharapkan impor juga tentu sulit,” jelentrehnya.

Sementara itu Bupati Lamongan Fadeli dalam sambutannya mengatakan, gerakan penanaman padi serempak di Laren tersebut memang baru pertama kali dilakukan di Lamongan. Fadeli mengungkapkan, tahun 2011 kemarin produktifitas pertanian di Lamongan memang sempat turun drastis karena cuaca ekstrim. Yakni hanya tercapai 678.000 ton gabah kering giling (GKG).

“Insya Allah tahun 2012 ini, menurut data Dinas Pertanian dan Kehutanan Lamongan, sudah tercapai 652.000 ton GKG atau 70 persen dari target sebanyak 899.000 ton GKG. Artinya musim tanam tahun ini masih jauh lebih baik dari musim tanam tahun lalu dengan keadaan cuaca hampir sama,” ujarnya.  

Kadis Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan Aries Setiadi dalam laporannya menambahkan, musim tanam 2011-2012 sasaran luas tanam padi yakni 149.765 hektar, sasaran luas panen 143.774 hektar, sasaran produksi 899.871 ton dan sasaran produktivitas 62,59 kwintal/hektar. Sedangkan kondisi sampai dengan tanggal 9 Juli 2012, yang sudah dicapai realisasi luas tanam 144.362 hektar atau 96 persen, realisasi luas panen 101.369 hektar atau 70 persen, realisasi produksi 653.219 ton atau 72,5 persen dan realisasi produktivitas 64,44 kwintal/hektar.

Dalam kesempatan tersebut Fadeli menyerahkan bantuan berupa bahan pengendalian hama pengganggu tanaman berupa agen hayati sebanyak 1.000 liter dan dua peralatan pengendalian. Yaitu berupa hand sprayer sebanyak 27 buah dan mis blower stick sebanyak 27 buah. Bupati beserta jajarannya juga melakukan tanam berupa srikaya jumbo.

BOROS ENERGI KARENA TAK MAMPU DAN PAHAM


Masyarakat masih saja belum bisa melakukan penghematan energy, dalam hal ini listrik. Hal itu terutama mereka tidak mampu dan tidak paham. Hal tersebut seperti disampaikan Imam Asy’ Ary dari Dinas Energy dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur saat Sosialisasi Penghematan Energi, Air dan BBM Bersubsidi di Lingkup SKPD, BUMD dan dunia usaha di Kabupaten Lamongan, Senin (17/7) bertempat di Ruang Sabha Dyaksa.

“Sampai saat ini masih ada kekurang pahaman masyarakat untuk melakukan penghematan energi listrik, “ ujar Imam. Dia kemudian mencontohkan masih banyak digunakannya lampu neon berbalas kawat yang sangat boros oleh konsumen.

“Kebanayakan konsumen masih mengira bahwa lampu neon 10 watt  berbalas kawat maka konsumsi energinya juga adalah 10 watt. Padahal konsumsinya bisa mencapai 50-70 watt, “ katanya member penjelasan.

Namun di sisi lain, imbuh dia, kemampuan ekonomi masyarakat yang lemah juga menjadi penyebab mereka belum bisa hemat energi. Sehingga mereka hanya dapat membeli peralatan listrik yang asal murah walaupun boros energi.

Sementara di perkantoran, kendala penghematan listrik terkendala pola pikir yang belum berubah. “Program penghematan energi di perkantoran tidak efisien karena karyawan merasa yang membayar pengeluaran adalah kantor. Sehingga mereka tidak merasa perlu untuk ikut bertanggungjawab. Karena itulah pemerintah berupaya menjadikan hemat listrik sebagai budaya. Yakni dengan terus menerus melakukan sosialisasi dan menjalankan mekanisme pengawasan yang lebih ketat, “ urai dia.

Sementara Ali Musyafa, pengajar di Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Istitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mengatakan manajemen energy menjadi urgen sebagai solusi penghematan energi. Menurut dia, dengan melakukan penghematan energi, keuntungan bisnis akan semakain besar karena adanya penuruann biaya operasioanal. “Efisiensi walau hanya 1 persen dalam bisnis, akan langsung meningkatkan keuntungan perusahaan, “ cetus dia sembari menyebutkan keberhasilan manajmen energi sangat ditentukan faktor manusia. Meski saat ini sudah menjamur berbagai teknologi baru untuk penghematan energi.

Asisten Ekbang Lamongan M Wahyudi saat membuka acara mengharapkan agar dilakukan penghematan dan mendayagunakan sumber daya alam (SDA) secara tepat guna. Mengingat SDA tersebut bersifat tidak dapat diperbarui. “Diharapakn, dengan penghematan energi listrik dan BBM bersubsidi, akan menghemat anggaran sampai dengan 25 persen” demikian ungkapnya. Menurutnya, berdasarkan Inpres No 13/2011 target penghematan energi listrik adalah 20 persen, Air 10 persen dan BBM 10 persen.

Wednesday, July 11, 2012

MINTA WASPADAI MEDIA SOSIAL

Kemajuan teknologi seperti kemudahan untuk mengakses internet melalui perangkat mobile dan menjamurnya berbagai layanan media sosial seperti facebook serta twitter bisa menjadikan generasi muda lebih melek tentang teknologi informasi. Namun disisi lain, sarana itu bisa menjadi alternatif para pengedar narkoba untuk bertransaksi secara online. Mengingat makin maraknya penggunaan handphone/HP pada anak usia sekolah yang dilengkapi dengan aplikasi media sosial tersebut, bahaya narkoba online hal itu pun harus diwaspadai.

Setidaknya itu yang disampaikan oleh Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) sekaligus Wakil Bupati Lamongan Amar Saifudin dalam sambutannya, bertempat di SMA Negeri 1 Lamongan, kemarin. Dihadapan siswa-siswi kelas X (kelas 1) sebanyak 345 orang, sosialisasi tentang bahaya narkoba tersebut untuk mengisi kegiatan masa orientasi siswa (MOS) yang berlangsung mulai senin tanggal 2 Juli sampai 4 Juli 2012 di sekolah yang sukses meraih Adiwiyata Mandiri di tahun 2012 itu.

“Mengingat dengan kondisi maraknya penggunaan HP pada anak usia sekolah yang dilengkapi dengan aplikasi dan kemudahan akses ke media sosial tersebut, hal itu harus diwaspadai. Pasalnya, sarana itu bisa menjadi alternatif para pengedar narkoba untuk berjualan dan melakukan transaksinya secara online dan tidak perlu untuk melakukan tatap muka,” ujar Amar sambil mencontohkan Raka Widyarma yaitu anak dari Wakil Gubernur Banten Rano Karno yang terjerat kasus bertransaksi narkoba secara online.

Indonesia akan menjadi pasar potensial bagi para pengedar narkoba apabila masyarakatnya tidak tahan uji. “Sedikit masalah saja remaja bisa langsung stress dan larinya ke narkoba,” imbuhnya. Di sekolah bisa saja remaja ini tampak baik, di keluarga juga baik, namun di lingkungan masyarakat juga harus diperhatikan dan di kontrol.

“Pandai-pandailah dalam memilih teman,” ujarnya. Dia kemudian meibaratkan, jika berteman dengan penjual minyak wangi baunya akan wangi. Namun jika berteman dengan penjual ikan baunya pasti amis.

“Jangan sampai impian dan harapan orang tua dirumah menjadi hancur gara-gara narkoba,” katanya. pada kesempatan itu Amar juga berpesan, jangan mencoba meminum minuman keras yang memabukkan karena merupakan pintu masuknya semua kejahatan.

Dia juga menyebut merokok sebenarnya adalah mesin pembunuh secara berlahan bagi siapa saja yang suka menghisapnya. “Secara kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial dan lingkungan, norkoba tidak ada untungnya sama sekali,” tandas Amar. Hadir pada kesempatan itu Kepala Sekolah Smasa Wantono Gono Putro dan narasumber Kasatresnarkoba Polres Lamongan AKP Hasran. Sedangkan sesi testimoni dilakukan oleh mantan pecandu narkoba.   

KEJAR PRODUKSI BERAS, TEKEN MOU DENGAN BRAWIJAYA

Peningkatan produksi beras di Lamongan kini akan diupayakan melalui pola intensifikasi dengan penerapan teknologi. Mewujudkan intensifikasi itu, Rabu (11/7) di Pendopo Lokatantra setempat dilakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Pemkab Lamongan dengan Universitas Brawijaya Malang tentang Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di Lamongan.

Dari pihak Lamongan diwakili langsung oleh Bupati Fadeli. Sementara dari Universitas Brawijaya diwakili oleh Prof Ir Sumeru Ashari, M.Agr, Sc, Phd, Dekan Fakultas Pertanian. Kesepakatan itu sendiri ditandatangani terutama untuk mendukung Program P2BN menuju surplus beras nasional 10 juta ton pada tahun 2014. Kemudian untuk meningkatkan teknologi budidaya tanaman padi, serta untuk meningkatkan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), meningkatkan program pasca panen dan kesejahteraan petani.

Selanjutnya setelah ditekennya nota kesepahaman itu, akan dilakukan fasilitasi bimbingan teknis kepada petani dan kelompok tani. Kemudian fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan produksi padi di Lamongan, pengendalian OPT serta fasilitasi penurunan kehilangan hasil 1 persen setiap tahunnya.

“Cap yang melekat lama sejak jaman kolonial harus segera dihapus dan digantikan. Yakni merubah image petani yang kolot, tertinggal dan sebagai kelas terendah harus digantikan dengan citra petani sebagai pengusaha, pebisnis yang tak kalah dengan profesi lainnya,” ujarnya.

Maka dalam pendampingan kepada petani, lanjutnya, yang perlu juga di fasilitasi oleh pemerintah maupun pihak lainnya bukan hanya masalah teknis semata seperti budidayanya. Tetapi juga bagaimana strategi agar mereka bisa keluar dari pola pikir lama menuju pola pikir baru.

Untuk itulah, lanjut dia, nota kesepahaman bersama antara pemerintah daerah dengan Fakultas Pertanian Unibraw Malang terkait P2BN ini dibuat. “Agar kita semuanya bisa saling bersinergi, sharing, berkoordinasi dan melakukan pembinaan. Yaitu diantaranya tentang penelitian holtikultura, hama penyakit (OPT) dan peningkatan produksi pangan itu sendiri,” imbuhnya.

“ Kalau tahun 2011 lalu, produktifitas pertanian di Lamongan sempat turun, yakni hanya tercapai 678.000 ton. Insya Allah tahun 2012 ini, menurut laporan dari Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pak Aries Setiadi, sudah mencapai 652.000 ton atau 70 persen dari target 899.000 ton. Berarti itu sudah hampir menyamai realisasi di tahun 2011 kemarin,” ujarnya.

Sementara itu, pihak Fakultas Pertanian Unibraw Malang sendiri mengaku telah mempunyai teknologi cukup banyak yang berasal dari Laboratorium tempat mereka melakukan penelitian bersama para dosen yang berkompeten. Sekarang tinggal hasil-hasil penelitian teknologi itu dilanjutkan kepada masyarakat petani.

“Bidang keilmuan kami banyak. Tidak hanya padi saja yang ditangani, tetapi juga masalah tanaman holtikultura. Mudah-mudahan kerjasama ini bisa berjalan lancar dan membuahkan hasil untuk swasembada beras dimasa mendatang,” tandas Dekan Fakultas Pertanian Unibraw Malang Sumeru Ashari.

Share

Twitter Facebook Favorites More