Setelah sempat mengalami kebingungan karena banyaknya
tawaran beasiswa yang mengalir, Novi wulandari peraih Nilai Ujian Nasional
(NUN) tingkat SMA sederajat terbaik kedua se Indonesia, akhirnya mentapkan
pilihannya untuk masuk di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). Dia sudah lolos
tes tulis dan kini tinggal melewati tes wawancara dan psikologi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Agus
Suyanto saat mendampingi Bupati Fadeli dan Sekkab Yuhronur Efendi menerima
sejumlah siswa SMA berprestasi di Guest House setempat, Kamis (31/5). Selain
Novi Wulandari, pertemuan itu juga dihadiri Anggi Arsandi Apriliyanto dari
Program IPA SMAN2 Lamongan dengan NUN 58,45 yang meraih peringkat ke-7 secara
nasional.
Juga hadir siswi SMKN 1 Lamongan Program Akuntansi, Nur
Uthfi Khumairo, ditetapkan sebagai peringkat ketiga nasional dengan NUN 38,53.
Serta Richa Marda Syahputri, siswi MAN Lamongan yang menduduki peringkat ke-2
di Jatim untuk Program IPA dengan NUN 57,50. Mereka selain didampingi orang tua
masing-masing juga didampingi kepala sekolah bersangkutan.
Kemudian Anggi telah mendaftar melalui jalur reguler di
Jurusan Lingkungan Hidup Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan jurusan
Farmasi di Unair. Sedangkan Richa juga mendaftar melalui jalur reguler di
Jurusan Farmasi dan Keperawatan Unair.
Fadeli di kesempatan itu menyampaikan terima kasihnya kepada
semua pihak yang telah membawa harum nama Lamongan di dunia pendidikan. Mulai
dari siswa, guru, sekolah, Dinas Pendidikan hingga media yang telah memberi
peliputan begitu banyak. “Saya sampai kebanjiran SMS dan telepon ucapan selamat
dari berbagai kolega, “ kata dia.
Terkait kelanjutan pendidikan siswa berprestasi di Lamongan,
dia berharap SKPD terkait agar memantau terus beasiswa yang didapat siswa
tersebut. Karena sesuai dengan aturan, seorang siswa tidak boleh
menerima dua beasiswa. Karena itu jika beasiswanya nanti hanya untuk beaya
akademik, nanti biar pemerintah daerah yang mencukupi kebutuhan hidupnya. Sementara
jika beasiswa yang diperoleh adalah beaya akademik dan beaya hidup, maka biara
pemerintah daerah yang memenuhi kebutuhan untuk perangkat selama menempuh
pendidikan.
Data lain terkait beasiswa ini
diungkapkan oleh Agus Suyanto. Dia menyebut selama ini pemerintah daerah telah
menyediakan anggaran dalam APBD untuk beasiswa bagi siswa dari keluarga tidak
mampu. Sejak 2006, sudah ada 1.494 mahasiswa penerima beasiswa Pemkab Lamongan
baik mereka yang belajar di PTN maupun PTS se Jawa Bali.
Sedangkan untuk beasiswa bidik misi, tahun 2010 ada 143
mahasiswa Lamongan yang menerima beasiswa yang mencakup beaya akademik dan
hidup ini. Kemudian tahun 2011 ada 197 mahasiswa dan tahun ini ada 350
mahasiswa pendaftar yang masih menunggu kelulusan mereka dalam penerimaan di
PTN.