Situs Grand Lamongan News, saat ini masih dalam tarap pembangunan. Untuk sementara bisa diakses melalui www.grandlanews.co.cc. Mohon maaf bila tampilan dan isinya masih sangat sederhana.

Wednesday, February 1, 2012

PANEN MELIMPAH, HARGA BAWANG MERAH ANJLOK

Petani bawang merah di Kabupaten Bojonegoro mengeluh karena harga bawang merah jatuh berkisar Rp 2.000 - Rp 2.200 per kilogram (kg). Kerugian lebih 50 persen itu sudah berlangsung sejak sebulan terakhir.

Petani mengeluhkan beban kerugian yang harus ditanggung, sebab harga bawang merah tidak sampai separuh biaya produksi yang dikeluarkan petani. Bahkan, bawang merah juga susah laku sehingga hanya ditumpuk di gudang dan mulai membusuk.

"Dalam satu hektare hanya bisa mendapat uang Rp 12 juta, sedangkan pengeluaran per hektare mencapai Rp 20 juta," kata Pujianto, salah seorang petani bawang merah asal Kepohbaru. Sentra bawang merah di Kecamatan Kepohbaru terdapat di Desa Jipoh, Nglumber, Sumberagung dan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro.

Menurut petani itu, anjloknya harga bawang merah lokal tidak terlepas dari pengaruh impor bawang merah yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Impor bawang merah mengakibatkan melimpahnya pasokan sehingga harga bawang merah lokal anjlok. Seharusnya kalau saat panen, harga bawang merah bisa laku Rp 7.00 – 8.000 per kg. Walaupun murah, petani terpaksa menjual bawang merah karena kalau terlalu lama ditimbun bisa busuk.

Sebenarnya selama ini petani sudah terbiasa dengan fluktuasi harga bawang merah. Namun, kali ini petani tidak sanggup menghadapinya.  Mereka berharap kepada Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Perdagangan, agar membatasi dan mengendalikan impor bawang merah. 

Banyak petani terlilit utang karena merugi. Dengan biaya produksi Rp 20 juta per hektare, mereka hanya mendapat Rp 10 juta sampai Rp 12  juta per hektare. [oel/yud]

Sumber : blokBojonegoro.com

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook Favorites More