Situs Grand Lamongan News, saat ini masih dalam tarap pembangunan. Untuk sementara bisa diakses melalui www.grandlanews.co.cc. Mohon maaf bila tampilan dan isinya masih sangat sederhana.

Thursday, February 9, 2012

WORKSHOP STUDI KELAYAKAN AIR BERSIH PANTURA

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melalui mitra kerjanya, PT Mitrapacific  Consulindo International (MCI) telah menyelesaikan studi kelayakan pra kerjasama pemerintah swasta (KPS) terkait rencana instalasi pengolahan air bersih dan jaringan transmisinya di wilayah pantura. Dalam kajian studi kelayakan usaha atau feasibility study (FS) tersebut muncul tiga opsi untuk pembangunan jaringan air bersih pantura.

Hal tersebut seperti diungkapkan Daulte Simatupang, pejabat fungsional pada Deputi Sarana Prasarana KPS Bappenas saat Workshop studi kelayakan pra KPS terkait rencana instalasi pengolahan air bersih dan jaringan transmisinya, beberapa hari yang lalu di aula pertemuan sebuah hotel di Lamongan.

Dijelaskannya, opsi pertama ditaksir akan menelan investasi hingga Rp 149,4 miliar. Yakni dengan mengambil sumber air baku sejauh 15 kilometer di floodway Sedayulawas dan Rawa Jabung dengan kapasitas air baku terpakai diperkirakan mencapai 214 liter perdetik. Opsi pertama ini akan bias melayani Kecamatan Paciran, Brondong, Laren dan Solokuro.

Selanjutnya opsi kedua diperkirakan akan menelan investasi hingga Rp 230,9 miliar. Dengan mengambil sumber air baku dari Sungai Bengawan Solo dengan kapasitas air baku tercapai diperkirakan mencapai 326 liter perdetik. Jika menggunakan opsi kedua ini, aka nada tujuh kecamatan yang bisa terlayani.

Sementara jika menggunakan opsi terakhir, aka nada 15 kecamatan di Lamongan yang terlayani. Dengan perkiraan investasi mencapai Rp 385,7 miliar, sumber air bakunya akan diambilkan dari Sungai Bengawan Solo dengan kapasitas air baku 326 liter perdetik.

“Pemerintah (pusat) saat ini gencar mendorong program pembangunan dengan skema KPS untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Salah satu proyek yang kami nilai punya nilai ekonomi dan strategis adalah rencana pembangunan jaringan air bersih di Lamongan. Kami berharap hasil FS ini bisa ditindaklanjuti dengan menggunakan skema KPS, “ ujar Daulte.

Sedang Djoko Purwanto, Asisten Ekbang Pemkab Lamongan dalam sambutannya menyebut rencana pembangunan instalasi air bersih dan jaringan distribusi untuk wilayah pantura itu sangat penting. Karena saat ini pantura telah menjadi kawasan industry yang membutuhkan pasokan air bersih. Belum penetapan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong sebagai kawasan minapolitan perikanan tangkap. Juga dengan semakin dekatnya penyelesaian pembangunan ASDP (angkutan sungai danau dan penyebrangan).

PT MCI dalam pemaparannya juga telah melakukan kajian pasar terkait rencana tersebut. Sebanyak 52,6 persen responden rumah tangga di wilayah utara berminat untuk memasang jaringan. Sementara 69 persen responden industri di pantura menyatakan berminat dengan rencana itu.

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook Favorites More