Bagi petani yang memanfaatkan sistem resi gudang (SRG),
Badan Pengawas Perdagangan Komoditi Berjangka (Bappebti) menjamin
jika menggunakannya sebagai agunan untuk pinjam di bank, bunganya hanya akan
sebesar 6 persen pertahun. Atau sebesar 0,5 persen perbulan. Itupun tanpa
dipotong biaya pencairan dari bank yang ditunjuk.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bappebti Syahrul
R. Sempurnajaya dalam siaran persnya saat acara sosialisasi SRG bertempat di
Hotel Grand Mahkota Kabupaten Lamongan, kemarin (19/4).
“Apabila mereka
pengguna resi gudang, pihak bank yang ditunjuk hanya menggenakan bunga sebesar
6 persen saja dan sisanya ditanggung oleh pemerintah. Tidak perlu ada agunan
seperti surat
tanah dan sejenisnya. Resi gudang juga dapat ditawarkan ke pasar lelang seperti
di Jatim, yaitu di Pasar Puspa Agro Sidoarjo,” kata Syahrul.
Sementara itu, lanjut dia, sejak tahun 2008 pelaksanaan SRG
telah dilaksanakan di beberapa daerah di Propinsi Jatim antara lain Kabupaten
Banyuwangi, Jombang, Tulungagung, Probolinggo, Nganjuk, Mojokerto, Pasuruan,
Madiun, dan Ngawi. Dengan total resi gudang yang diterbitkan sebanyak Rp 23,04
milyar dengan nilai pembiayaan yang dikucurkan kepada petani sebesar Rp 12,45
milyar. “Pembiayaan tersebut dirasakan sangat bermanfaat bagi petani terutama
dalam menghadapi panen raya yang harganya cenderung turun,” imbuhnya.
Jodi Lutfiansyah dari Bank Jatim, salah satu bank yang
ditunjuk selain BRI, juga memberikan jaminan serupa. Dia menandaskan pengguna
resi gudang tidak akan dipotong berbagai biaya pencairan seperti layaknya
kredit lainnya. Sampai dengan Maret tahun ini, pihaknya telah mengucurkan Rp
7,3 miliar untuk kredit SRG pada petani. Itu untuk wilayah Kraksaan, Nganjuk,
Jombang, Tulungagung dan Madiun serta Ngawi.
Secara nasional, jumlah resi gudang yang telah diterbitkan
hingga saat ini sebanyak 402 resi gudang dengan total nilai resi gudang yang
diterbitkan Rp 56,39 milyar. Sedangkan total resi gudang yang dijaminkan ke
pihak bank sebanyak 286 resi gudang dan jumlah pembiayaan yang telah disalurkan
melalui resi gudang sampai saat ini mencapai Rp 30,45 milyar. “Sekarang telah
terbangun sebanyak 41 gudang SRG yang tersebar di 34 kabupaten pada 10 propinsi
mencangkup Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi,” ujarnya.
Sementara itu saat ditemui di tempat berbeda, Bupati
Lamongan Fadeli mengatakan, SRG ini merupakan langkah awal dan sangat penting
untuk dilaksanakan di daerah karena merupakan program yang bisa mengangkat
harkat martabat petani. “Sebagai daerah yang 66 persennya adalah pertanian,
tentu bidang ini menjadi prioritas kami. SRG in ibis amenjadi solusi agar
petani bisa menikmati harga yang layak untuk panennya,” tandasnya.
Dikatakan olehnya, bagi petani, mereka akan mendapatkan
harga jual yang lebih baik karena bisa menunda waktu penjualan. Selain itu,
petani juga bisa mendapatkan pembiayaan dengan cara cepat dan mudah. Sistem
tersebut menurut dia juga akan mendorong petani agar berusaha dalam kelompok
sehingga meningkatkan nilai tawar.
Lamongan adalah satu diantara lima daerah di Jawa Timur yang tahun ini
menerima bantuan pembangunan resigudang. Selain Lamongan, yang menerima
bantuan serupa adalah Blitar Probolinggo, Situbondo dan Tuban. ResiGudang Lamongan
dibangun di desa Bakalanpule/Tikung dengan dana DAK sebesar Rp 5.226.822.000.
Selain gudang induk, juga dilengkapi fasilitas mesin pengering dan lantai jemur.
0 komentar:
Post a Comment