Situasi ideologi, politik, sosial dan budaya (Ipoleksosbud)
di Kabupaten Lamongan aman dan terkendali. Meskipun masih kemungkinan
disharmonisasi sosial politik sebagai indikasi pelaksanaan demokrasi, namun
bisa diselesaikan dengan baik sehingga tidak menimbulkan gejolak yang bersifat
anarkis. Hal tersebut disampaikan oleh Sekkab Lamongan dalam sambutanya pada
acara Forum Diskusi tentang Situasi dan Kondisis Sosial Politik Bagi Aparatur
dan Elemen Masyarakat di Jawa Timur, Senin (28/5) di Hotel Grand Mahkota
setempat.
Dalam kesempatan ini dia sempat menyinggung prestasi
kabupaten Lamongan dibidang pendidikan dengan diraihnya Niali Ujian Nasional
(NUN) terbaik ke dua tingkat nasional yang dicapai sisswi SMAN 2 Lamongan Novi
Wulandari. Selanjutnya Yurohnur Efendi mengharapkan agar masyarakat
bisa diberi pemahaman bahwa segala pembangunan yang dilakukan pemerintah
Lamongan saat terus berproses.
Acara yang diadakan dalam rangka penguatan karakter bangsa
yang beretika berbudi mulia ini, bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan aparatur dan elemen masyarakat tentang kondisi sosial politik di
Jawa Timur,
Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur Zainal Muhtadien
yang membuka acara ini mengingatkan sebentar lagi Indonesia akan menghadapi pemilu.
Yakni pemilukada kabupaten/kota dan pemilihan gubernur. Dia menyebut biasanya
pemilu ada intrik-intrik yang membawa implikasi pusaran politik. Karena itu
perlu dikomunikasikan bagaimana Pancasila diimplementasikan. “Akhir-akhir ini
kita cenderung melupakan pancasila yang memiliki nilai-nilai luhur” ungkapnya.
Selanjutnya dalam penyampaian materinya tentang Etika
Kehidupan Berbangsa dan bernegara dia juga mengingatkan bahwa sebagai warga
Negara, betapapun jika merasa tidak cocok dengan suatu kebijakan, jangan sampai
merusak atau membakar lambang Negara. “Lambang Negara hendaknya tetap dalam
koridor kehormatan kita” demikian jelasnya.
Acara diikuti oleh seratus peserta yang terdiri dari
aparatur, guru, tokoh agama dan masyarakat. Menghadirkan beberapa narasumber
antara lain dosen IAIN Sunnan Ampel Surabaya .
Madar Halimi menjelaskan implementasi pancasila dalam hubungannya dengan religi
dengan materinya social-sepiritutual dalam penguatan demokrasi dan stabilitas
daerah.
Sedangkan Warsono, guru besar dari Universitas Negeri
Surabaya (UNESa) dalam materinya tentang aktuilsasi
nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupan politik menjelaskan
demokrasi akan berjalan dengan baik di dalam masyarakat yang rasional. Karena dengan
masyarakat yang sudah rasional, sulit untuk diprovakasi oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawwab dan hanya memikirkan dirinya atau kelompoknya.
Dalam kaitanya dengan pemilu, guru besar UNESA ini
mengatakan dalam pemilu tidak ada perbedaan antara pejabat dan bukan pejabat.
Maupun antara professor dengan tukang becak. Semua memiliki satu suara yang
sama. “Meskipun demikian kebebasan menyampaikan pendapat tersebut juga harus
dibarengi dengan pengakuan dan penghormatan terhadap perbedaan” tegasnya.
0 komentar:
Post a Comment