Puluhan warung tenda di Alun-alun Kota Lamongan pada Sabtu
malam (26/5) didesain dengan tampilan jadul. Berdinding anyaman bamboo dan
berhiaskan berbagai pernik tempo dulu. Perangkat makanan yang digunakan untuk
menghidangkan makanan dalam Lamongan Tempo Doeloe dan Bazar Makan Tradisional
itu juga jadul.
Pengunjung dan para pejabat Lamongan yang malam itu
berkunjung dibuat tersenyum dengan berbagai hidangan tradisional seperti kue
serabi, berbagai bubur dan makanan tradisional lainnya. Lebih-lebih
minumannyapun dihidangkan dalam gelas dari bamboo dan kendi dari tanah liat.
Bukan hanya makanannya, penjaja makanan di bazar itu juga
berpakaian jadul. Yang laki-laki ada yang hanya mengenakan celana kolor hitam
dengan sabuk besar dan berkaos oblong dengan blangkon sebagai penutup kepala.
Sementara yang ibu-ibu juga berkebaya, memakai jarik dan menutup rambut dengan
kain seperti emak-emak Lamongan tempo dulu.
“Pada malam hari ini masyarakat lamongan disuguhi khas
Lamongan tempo dulu. Disampingmala mini juga aka nada sajian kesenian
ludruk, “ kata Bupati Fadeli saat membuka Lamongan Tempo Doloe.
Yang lebih mengesankan adalah, lanjuutnya, bahwa beberapa
acara dan kegiatan dalam menyemarakkan HJL ke-443 ini dikemas dalam nuansa
tempo dulu. Dalam event ini digambarkan suasana kehidupan sosial budaya
sesungguhnya.
“Lamongan masa kini semakin maju. Bagaimana kehidupan
yang dilandasi kebersamaan guyub rukun, sak iyek sak eko proyo, bersatu
padu membangun daerah yang dicintai dan dibanggakan. Mewujudkan wilayah yang
gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo, “ kata dia.
0 komentar:
Post a Comment