Bendahara harus mempunyai
integritas. Yaitu suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan
nilai dan prinsip. Atau di dalam beretika, integritas diartikan sebagai
kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Mudahnya, ciri seorang yang berintegritas
ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak
dapat dipegang atau bahasa jawanyamencla-mencle.
Setidaknya pernyataan moral
tersebut ditegaskan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekkab) Lamongan Yuhronur
Efendi dalam sambutannya saat acara pembinaan penatausahaan pengelolaan
keuangan SKPD. Berlangsung di Ruang Shaba Dyaksa setempat, Senin
(25/6), kegiatan itu diperuntukkan bendahara pengeluaran dan bendahara
pengeluaran pembantu se-Kabupaten Lamongan.
Yuhronur Efendi lebih lanjut
mengatakan, banyak orang mengatakan tidak gampang untuk menjadi seorang
bendahara khususnya bendahara pengeluaran. Hal tersebut dikarenakan seorang
bendahara pengeluaran harus menjaga cash flow (aliran kas), juga harus
bijak dalam mengoreksi Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen apabila
tanpa kontrol melakukan kebijakan pengeluaran keuangan. “Selain itu, karena
pentingnya posisi bendahara pengeluaran tersebut harus mempunyai integritas dan
akuntabilitas dalam pelaksananya,” ujarnya.
Bagaimana mungkin seorang
bendahara sampai tidak dipercaya oleh temannya sendiri apalagi jika tugasnya
tersebut melibatkan semua unsur pegawai dengan skala yang lebih besar.
Sementara mengingat pekerjaan mereka setiap harinya berhubungan dengan
pengelolaan keuangan. “Saya harap jangan main-main dengan administrasi.
Bendahara yang terlalu lama menjabat juga perlu evaluasi, meskipun tidak semua
bendahara itu berani melakukan penyelewengan dan rekayasa data,” imbuhnya.
Berbicara tentang bendahara,
pastinya perlu memperhatikan tiga hal ketika melaksanakan fungsinya sebagai
bendahara. Ketiga hal tersebut yaitu, meneliti kelengkapan dokumen, meneliti
kebenaran dokumen serta meneliti ketersediaan dana dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA). “Apabila tiga hal itu tidak ada maka bendahara
dapat menolak permintaan pengeluaran dana tersebut,” ujarnya.
Yuhronur juga meminta sebagai
seorang bendahara dituntut tidak hanya berpengetahuan soal keuangan saja namun
juga banyak hal yang terjadi di lingkup Pemda Lamongan. Sambari menyebutkan
prestasi-prestasi yang telah dicapai kota soto pada akhir-akhir ini. Seperti
diraihnya piala Adipura sebagai kota kecil terbersih sebanyak enam kali
berturut-turut. “Patut bangga dan untuk diketahui karena merupakan hasil kerja
keras dan kerja sama kita semuanya. Setidaknya hal tersebut dapat memberikan
motivasi untuk bekerja lebih baik lagi,” tandasnya.
Kepala Bagian Bina Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kabupaten Lamongan Subani menuturkan, tujuan dilangsungkannya
kegiatan ini untuk memberikan pemahaman dan persamaan persepsi cara mengelola
keuangan SKPD di lingkungan Pemkab Lamongan dalam tertib penatausahaan
pengelola keuangan. “Ini sebagai tolak ukur bagi bendahara pengeluaran dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan yang melandasinya yang
akan bermuara pada sasaran dan target Pemerintah Daerah yakni Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP),” katanya.
Hadir sebanyak 160 peserta
terdiri dari bendahara pengeluaran, pembantu bendahara pengeluaran, pembuat
dokumen gaji se-Kabupaten Lamongan dan bendahara pengeluaran pembantu
Sekretariat Daerah Kabupaten Lamongan. Hadir juga dalam kesempatan itu Asisten
Administrasi merangkap Kabag Umum Kabupaten Lamongan Sulastri.
0 komentar:
Post a Comment