Untuk
mengangkat nama Srikaya Jumbo sebagai ikon baru bidang holtikultura, Pemerintah Kabupaten Lamongan tampaknya tidak main-main. Buktinya, sebanyak 23.000 bibit
srikaya jumbo bantuan dari Kementerian Pertanian Holtikultura RI telah
digelontorkan. Sedangkan wilayah pembudidayaan diarahkan di Mantup, Ngimbang
dan Modo.
Setidaknya
keterangan tersebut di dapat dari Kasi Sarana Produksi dan Permodalan Dinas
Pertanian Kabupaten Lamongan Ernawan Kartika Adi saat ditemui ditempat berbeda
dalam acara sosialisasi teknologi budidaya srikaya oleh Direktorat Budidaya dan
Pasca Panen Buah Direktorat Jenderal Holtikultura, bertempat di Grand Mahkota
Hotel Lamongan, kemarin (27/6). Turut hadir pada acara tersebut anggota DPR RI
Komisi IV Viva Yoga Mauladi.
“Untuk
tahun ini, Kementerian Pertanian Holtikultura RI telah menyerahkan sebanyak
23.000 bibit srikaya jumbo. Sedangkan untuk wilayah budidaya kita serahkan di
wilayah Mantup, Ngimbang dan Modo. Jika petani holtikultura kita mampu, pihak
pusat berjanji akan menambahkan bantuannya lagi,” ujarnya. Turut hadir juga
pada acara tersebut Direktur Pembenihan Holtikultura dari Jakarta Sri Wijayanti
Yusuf.
Sementara
itu, Viva Yoga, anggota DPR RI dapil Lamongan dari partai PAN tersebut mengaku
pihaknya sering ditanya apa produk holtikultura unggulan dari Lamongan itu. Dia
kemudian mencontohkan daerah lain seperti mangga yang identic dari Probolinggo
dan Pontianak dengan jeruk sambasnya.
“Setelah
dilakukan pembicaraan ketemulah dengan srikaya ini. Kini selain Lamongan
terkenal dengan Persela, diharapakan nanti juga akan identik dengan srikaya
jumbo,” kata Yoga. Meskipun srikaya bukan asli produk Lamongan, namun wilayah
yang terkenal dengan nasi borannya itu dipercaya untuk melakukan
langkah-langkah dalam pembudidayaan. Benih srikaya jumbo merupakan benih dari
Australia dan kemudian dilakukan persilangan-persilangan sehingga buahnya itu
manjadi besar (jumbo).
Sejatinya,
srikaya merupakan tanaman berasal dari daerah tropis di benua Amerika, Karibia,
Jamaika, India dan Pakistan. Buah yang termasuk keluarga besar Annona tersebut
banyak sekali macamnya. Diantaranya srikaya jawa dan sirsat (Annona Muricata).
Syarat tumbuh tanaman tersebut 100-300 diatas permukaan laut (dpl). Meskipun
tahan terhadap kekeringan, untuk pertumbuhannya tetap membutuhkan kelembapan
yang cukup disekitar perakarannya. Dapat dipanen mulai usia 1,5 tahun dan
berbuah sepanjang tahun.
Bupati
Lamongan Fadeli didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Aris Setiadi itu
menambahkan, Dia secara pribadi juga sudah membuktikan produksi srikaya jumbo
melalui percontohan tersendiri. Sehingga harapannya, hal tersebut bisa diadopsi
oleh para petani perkebunan Lamongan. Selain itu, melalui program Gemerlap,
nantinya juga bisa meningkatkan produksi buah. Tentunya dengan melihat potensi
yang ada disetiap kecamatan.
0 komentar:
Post a Comment