Masyarakat masih saja belum bisa
melakukan penghematan energy, dalam hal ini listrik. Hal itu terutama mereka
tidak mampu dan tidak paham. Hal tersebut seperti disampaikan Imam Asy’ Ary
dari Dinas Energy dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur saat Sosialisasi
Penghematan Energi, Air dan BBM Bersubsidi di Lingkup SKPD, BUMD dan dunia
usaha di Kabupaten Lamongan, Senin (17/7) bertempat di Ruang Sabha Dyaksa.
“Sampai saat ini masih ada
kekurang pahaman masyarakat untuk melakukan penghematan energi listrik, “ ujar
Imam. Dia kemudian mencontohkan masih banyak digunakannya lampu neon berbalas
kawat yang sangat boros oleh konsumen.
“Kebanayakan konsumen masih
mengira bahwa lampu neon 10 watt berbalas kawat maka konsumsi
energinya juga adalah 10 watt. Padahal konsumsinya bisa mencapai 50-70 watt, “
katanya member penjelasan.
Namun di sisi lain, imbuh dia,
kemampuan ekonomi masyarakat yang lemah juga menjadi penyebab mereka belum bisa
hemat energi. Sehingga mereka hanya dapat membeli peralatan listrik yang asal
murah walaupun boros energi.
Sementara di perkantoran, kendala
penghematan listrik terkendala pola pikir yang belum berubah. “Program
penghematan energi di perkantoran tidak efisien karena karyawan merasa yang
membayar pengeluaran adalah kantor. Sehingga mereka tidak merasa perlu untuk
ikut bertanggungjawab. Karena itulah pemerintah berupaya menjadikan hemat
listrik sebagai budaya. Yakni dengan terus menerus melakukan sosialisasi dan
menjalankan mekanisme pengawasan yang lebih ketat, “ urai dia.
Sementara Ali Musyafa, pengajar
di Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Istitut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya, mengatakan manajemen energy menjadi urgen sebagai
solusi penghematan energi. Menurut dia, dengan melakukan penghematan energi,
keuntungan bisnis akan semakain besar karena adanya penuruann biaya
operasioanal. “Efisiensi walau hanya 1 persen dalam bisnis, akan langsung
meningkatkan keuntungan perusahaan, “ cetus dia sembari menyebutkan
keberhasilan manajmen energi sangat ditentukan faktor manusia. Meski saat ini
sudah menjamur berbagai teknologi baru untuk penghematan energi.
Asisten Ekbang Lamongan M Wahyudi
saat membuka acara mengharapkan agar dilakukan penghematan dan mendayagunakan
sumber daya alam (SDA) secara tepat guna. Mengingat SDA tersebut bersifat tidak
dapat diperbarui. “Diharapakn, dengan penghematan energi listrik dan BBM
bersubsidi, akan menghemat anggaran sampai dengan 25 persen” demikian
ungkapnya. Menurutnya, berdasarkan Inpres No 13/2011 target penghematan energi
listrik adalah 20 persen, Air 10 persen dan BBM 10 persen.
0 komentar:
Post a Comment