Situs Grand Lamongan News, saat ini masih dalam tarap pembangunan. Untuk sementara bisa diakses melalui www.grandlanews.co.cc. Mohon maaf bila tampilan dan isinya masih sangat sederhana.

Wednesday, July 18, 2012

BOROS ENERGI KARENA TAK MAMPU DAN PAHAM


Masyarakat masih saja belum bisa melakukan penghematan energy, dalam hal ini listrik. Hal itu terutama mereka tidak mampu dan tidak paham. Hal tersebut seperti disampaikan Imam Asy’ Ary dari Dinas Energy dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur saat Sosialisasi Penghematan Energi, Air dan BBM Bersubsidi di Lingkup SKPD, BUMD dan dunia usaha di Kabupaten Lamongan, Senin (17/7) bertempat di Ruang Sabha Dyaksa.

“Sampai saat ini masih ada kekurang pahaman masyarakat untuk melakukan penghematan energi listrik, “ ujar Imam. Dia kemudian mencontohkan masih banyak digunakannya lampu neon berbalas kawat yang sangat boros oleh konsumen.

“Kebanayakan konsumen masih mengira bahwa lampu neon 10 watt  berbalas kawat maka konsumsi energinya juga adalah 10 watt. Padahal konsumsinya bisa mencapai 50-70 watt, “ katanya member penjelasan.

Namun di sisi lain, imbuh dia, kemampuan ekonomi masyarakat yang lemah juga menjadi penyebab mereka belum bisa hemat energi. Sehingga mereka hanya dapat membeli peralatan listrik yang asal murah walaupun boros energi.

Sementara di perkantoran, kendala penghematan listrik terkendala pola pikir yang belum berubah. “Program penghematan energi di perkantoran tidak efisien karena karyawan merasa yang membayar pengeluaran adalah kantor. Sehingga mereka tidak merasa perlu untuk ikut bertanggungjawab. Karena itulah pemerintah berupaya menjadikan hemat listrik sebagai budaya. Yakni dengan terus menerus melakukan sosialisasi dan menjalankan mekanisme pengawasan yang lebih ketat, “ urai dia.

Sementara Ali Musyafa, pengajar di Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Istitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mengatakan manajemen energy menjadi urgen sebagai solusi penghematan energi. Menurut dia, dengan melakukan penghematan energi, keuntungan bisnis akan semakain besar karena adanya penuruann biaya operasioanal. “Efisiensi walau hanya 1 persen dalam bisnis, akan langsung meningkatkan keuntungan perusahaan, “ cetus dia sembari menyebutkan keberhasilan manajmen energi sangat ditentukan faktor manusia. Meski saat ini sudah menjamur berbagai teknologi baru untuk penghematan energi.

Asisten Ekbang Lamongan M Wahyudi saat membuka acara mengharapkan agar dilakukan penghematan dan mendayagunakan sumber daya alam (SDA) secara tepat guna. Mengingat SDA tersebut bersifat tidak dapat diperbarui. “Diharapakn, dengan penghematan energi listrik dan BBM bersubsidi, akan menghemat anggaran sampai dengan 25 persen” demikian ungkapnya. Menurutnya, berdasarkan Inpres No 13/2011 target penghematan energi listrik adalah 20 persen, Air 10 persen dan BBM 10 persen.

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook Favorites More