Peningkatan produksi beras di Lamongan kini akan diupayakan melalui pola intensifikasi dengan penerapan teknologi. Mewujudkan intensifikasi itu, Rabu (11/7) di Pendopo Lokatantra setempat dilakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Pemkab Lamongan dengan Universitas Brawijaya Malang tentang Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di Lamongan.
Dari pihak Lamongan diwakili langsung oleh Bupati
Fadeli. Sementara dari Universitas Brawijaya diwakili oleh Prof Ir Sumeru
Ashari, M.Agr, Sc, Phd, Dekan Fakultas Pertanian. Kesepakatan itu sendiri
ditandatangani terutama untuk mendukung Program P2BN menuju surplus beras
nasional 10 juta ton pada tahun 2014. Kemudian untuk meningkatkan teknologi
budidaya tanaman padi, serta untuk meningkatkan pengendalian organisme pengganggu
tanaman (OPT), meningkatkan program pasca panen dan kesejahteraan petani.
Selanjutnya setelah ditekennya nota kesepahaman itu,
akan dilakukan fasilitasi bimbingan teknis kepada petani dan kelompok tani.
Kemudian fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan produksi
padi di Lamongan, pengendalian OPT serta fasilitasi penurunan kehilangan hasil
1 persen setiap tahunnya.
“Cap yang melekat lama sejak jaman kolonial harus
segera dihapus dan digantikan. Yakni merubah image petani yang kolot,
tertinggal dan sebagai kelas terendah harus digantikan dengan citra petani
sebagai pengusaha, pebisnis yang tak kalah dengan profesi lainnya,” ujarnya.
Maka dalam pendampingan kepada petani, lanjutnya,
yang perlu juga di fasilitasi oleh pemerintah maupun pihak lainnya bukan
hanya masalah teknis semata seperti budidayanya. Tetapi juga bagaimana strategi
agar mereka bisa keluar dari pola pikir lama menuju pola pikir baru.
Untuk itulah, lanjut dia, nota kesepahaman bersama
antara pemerintah daerah dengan Fakultas Pertanian Unibraw Malang terkait P2BN
ini dibuat. “Agar kita semuanya bisa saling bersinergi, sharing, berkoordinasi
dan melakukan pembinaan. Yaitu diantaranya tentang penelitian holtikultura,
hama penyakit (OPT) dan peningkatan produksi pangan itu sendiri,” imbuhnya.
“ Kalau tahun 2011 lalu, produktifitas pertanian di
Lamongan sempat turun, yakni hanya tercapai 678.000 ton. Insya Allah tahun 2012
ini, menurut laporan dari Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pak Aries
Setiadi, sudah mencapai 652.000 ton atau 70 persen dari target 899.000 ton.
Berarti itu sudah hampir menyamai realisasi di tahun 2011 kemarin,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Fakultas Pertanian Unibraw
Malang sendiri mengaku telah mempunyai teknologi cukup banyak yang berasal dari
Laboratorium tempat mereka melakukan penelitian bersama para dosen yang
berkompeten. Sekarang tinggal hasil-hasil penelitian teknologi itu dilanjutkan
kepada masyarakat petani.
“Bidang keilmuan kami banyak. Tidak hanya padi saja
yang ditangani, tetapi juga masalah tanaman holtikultura. Mudah-mudahan
kerjasama ini bisa berjalan lancar dan membuahkan hasil untuk swasembada beras
dimasa mendatang,” tandas Dekan Fakultas Pertanian Unibraw Malang Sumeru
Ashari.
0 komentar:
Post a Comment