Rapat
Paripurna Pembahasan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pelaksanaan APBD Tahun
Anggaran 2011 memasuki hari ketiga dengan agenda jawaban eksekutif terhadap
pemandangan umum (PU) fraksi-fraksi di DPRD Lamongan. Dalam jawaban eksekutif
yang disampaikan Bupati Fadeli di Ruang Sidang Paripurna, Selasa (3/7) itu
diungkapkan diantaranya terkait perubahan komposisi manajemen di PT Lamongan
Integrated Shorebase (LIS).
Disebutkan
olehnya, keterlibatan Pemkab Lamongan dalam manajemen LIS, saat ini sesuai
dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 19 April 2012 lalu. Yakni
dengan menempatkan dua perwakilan Pemkab Lamongan dalam manajemen LIS. Dalam
RUPS itu diputuskan Sekretaris Daerah Yuhronur Efendi sebagai komisaris dan
Mochammad Faiz Junaidi (Kabag Perekonomian) sebagai Manajer Umum.
Susunan
manajemen LIS juga kini menjadi terdiri dari komisaris utama, komisaris,
direktur, manajer umum dan manajer keuangan. Sedangkan Direktur PT LIS saat ini
dijabat oleh Joko Suronto yang berasal dari kalangan professional.
Terkait
status tanah yang saat ini dimanfaatkan untuk LIS, dia memberi penjelasan bahwa
tanah seluas kurang lebih 97,6 hektar yang direncanakan sebagai peyertaan pada
LIS, status tanahnya masih dalam proses sertifikasi di Kanwil Pertanahan Jatim.
Kemudian tanah untuk PT Bumi Lamongan Sejati (membawahi WBL) seluas kurang
lebih 17 hektar statusnya adalah tanah sewa. Dan sebagian besar sudah
bersertifikat. Sementara tanah seluas 39,541 meter persegi yang ditempati Pasar
Agrobis di Kecamatan Babat telah bersertifikat. Dan tanah seluas 17,543 meter
persegi untuk Pasar Babat kini dalam proses sertifikasi di Badan Pertanahan
Nasional.
Sedangkat
terkait pendapatan dari Wisata Bahari Lamongan, Fadeli mengungkapkan bahwa
sejak operasional pada tahun 2004 hingga kini selalu mengalami peningkatan.
Untuk tahun 2011, lanjut dia, bahi hasil yang diterima Pemkab Lamongan mencapai
sebesar Rp 12, 375 miliar. “Akan tetapi dari nilai tersebut, pemasukan sebesar
Rp 1,125 miliar diterima pada akhir tahun sehingga tidak bisa masuk sebagai
pendapatan tahun ini, “ imbuhnya.
Untuk
diketahui, tahun 2005, pemasukan dari WBL ini baru sebesar Rp 4,5 miliar.
Kemudian naik menjadi Rp 7,5 miliar di tahun 2006 dan kembali naik menjadi Rp 9
miliar di tahun 2007. Di tahun 2008 pemasukannya sama, yakni Rp 9 miliar dan di
tahun 2009 naik menjadi Rp 9,5 miliar hingga tahun 2011 yang naik signifikan
menjadi Rp 12,375 miliar.
0 komentar:
Post a Comment