Situs Grand Lamongan News, saat ini masih dalam tarap pembangunan. Untuk sementara bisa diakses melalui www.grandlanews.co.cc. Mohon maaf bila tampilan dan isinya masih sangat sederhana.

Monday, July 9, 2012

NGAREP ADIPURA, PANGKEP TELISIK TRIK LAMONGAN


Kabupaten Lamongan mendapat kunjungan studi banding (stuba) dari Pemkab Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Propinsi Sulawesi Selatan di ruang Sabha Nirbawa, kemarin. Kunjungan tersebut terkait pengelolaan sampah dalam rangka Adipura dan konsep penataan kota. Lamongan sendiri tercatat mulai tahun 2007 telah meraih Adipura enam kali berturut-turut dan Adiwiyata Mandiri Nasional untuk pertama kalinya di tahun 2012.

Rombongan Pemda Pangkep Sulsel yang dipimpin oleh Asisten II Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) H. A. Nadir Ratu itu berjumlah 51 orang. Terdiri dari Badan/Dinas/Instansi sebanyak 35 orang, Camat/Lurah sebanyak 9 orang dan Kepala Sekolah sebanyak 7 orang. Mereka diterima Asisten II Ekbang Lamongan M. Wahyudi di dampingi Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Aris Wibawa.

“Kami rasa perlu melakukan sharing dan mencari informasi terkait dengan pengelolaan sampah. Karena Lamongan diketahui telah sukses meraih Adipura enam kali secara berturut-turut dan Adiwiyata Mandiri untuk sekolah yang berwawaskan lingkungan. Kami berharap juga bisa meraih prestasi seperti Lamongan,” ujar Nadir dalam sambutannya.

Sementara itu Wahyudi menjelaskan pada tahun ini, selain memperoleh Adipura keenam kalinya, Lamongan juga sukses meraih nilai tertinggi se-Indonesia untuk kategori kota kecil, yakni 77,83. Sementara itu, untuk SMAN 1 Lamongan menerima penghargaan Adiwiyata Mandiri Nasional dan SMPN 1 Lamongan memperoleh Adiwiyata. “Mudah-mudahan Lamongan segera memperoleh Adipura Kencana,” imbuhnya.   

“Masalah pelik sebuah kota yaitu sampah, “ ujarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, ungkap Wahyudi, Lamongan mempunyai program Lamongan Green and Clean (LGC) yang sudah berjalan selama 2 tahun. Dan untuk tahun 2012, mengambil tema mencintai sampah. Sampah-sampah tersebut dikelola kemudian diakomodir oleh bank sampah yang membuat sampah menjadi bernilai dan berdaya guna. “Ini juga ada lombanya, baik ditingkat RT, SKPD, kelurahan dan sekolah,” katanya menjelaskan.

Ditambahkan oleh Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan Limbah BLH Lamongan Farid Budi, ada beberapa kunci keberhasilan dalam menjalankan program LGC ini. Yakni yang terutama komitmen bersama semua SKPD di pemerintahan. Mulai dari penganggaran, koordinasi yang intens dengan semua unsur, keberlanjutan program serta berusaha agar program tersebut tidak berjalan ditempat atau hanya sekedar berjalan sebagai formalitas.

Menurut data BLH, LGC turut andil dalam menurunkan timbunan sampah di Lamongan. timbunan sampah pemukiman yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) sebelumnya sebanyak 87,5 meter kubik/hari. Namun setelah ada LGC tahap 1, menyusut menjadi 79,5 meter kubik/hari dan di LGC tahap II menyusut lagi menjadi 73,5 meter kubik/hari. “Mudah-mudahan Lamongan menjadi zero sampah alias terbebas dari sampah,” tandasnya.

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook Favorites More