Kabupaten
Lamongan mendapat kunjungan studi banding (stuba) dari Pemkab Pangkajene dan
Kepulauan (Pangkep) Propinsi Sulawesi Selatan di ruang Sabha Nirbawa, kemarin.
Kunjungan tersebut terkait pengelolaan sampah dalam rangka Adipura dan konsep
penataan kota. Lamongan sendiri tercatat mulai tahun 2007 telah meraih Adipura
enam kali berturut-turut dan Adiwiyata Mandiri Nasional untuk pertama kalinya
di tahun 2012.
Rombongan
Pemda Pangkep Sulsel yang dipimpin oleh Asisten II Ekonomi dan Pembangunan
(Ekbang) H. A. Nadir Ratu itu berjumlah 51 orang. Terdiri dari
Badan/Dinas/Instansi sebanyak 35 orang, Camat/Lurah sebanyak 9 orang dan Kepala
Sekolah sebanyak 7 orang. Mereka diterima Asisten II Ekbang Lamongan M. Wahyudi
di dampingi Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Aris Wibawa.
“Kami
rasa perlu melakukan sharing dan mencari informasi terkait dengan pengelolaan
sampah. Karena Lamongan diketahui telah sukses meraih Adipura enam kali secara
berturut-turut dan Adiwiyata Mandiri untuk sekolah yang berwawaskan lingkungan.
Kami berharap juga bisa meraih prestasi seperti Lamongan,” ujar Nadir dalam
sambutannya.
Sementara
itu Wahyudi menjelaskan pada tahun ini, selain memperoleh Adipura keenam
kalinya, Lamongan juga sukses meraih nilai tertinggi se-Indonesia untuk
kategori kota kecil, yakni 77,83. Sementara itu, untuk SMAN 1 Lamongan menerima
penghargaan Adiwiyata Mandiri Nasional dan SMPN 1 Lamongan memperoleh
Adiwiyata. “Mudah-mudahan Lamongan segera memperoleh Adipura Kencana,” imbuhnya.
“Masalah
pelik sebuah kota yaitu sampah, “ ujarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, ungkap
Wahyudi, Lamongan mempunyai program Lamongan Green and Clean (LGC) yang sudah
berjalan selama 2 tahun. Dan untuk tahun 2012, mengambil tema mencintai sampah.
Sampah-sampah tersebut dikelola kemudian diakomodir oleh bank sampah yang
membuat sampah menjadi bernilai dan berdaya guna. “Ini juga ada lombanya, baik
ditingkat RT, SKPD, kelurahan dan sekolah,” katanya menjelaskan.
Ditambahkan
oleh Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan Limbah BLH
Lamongan Farid Budi, ada beberapa kunci keberhasilan dalam menjalankan program
LGC ini. Yakni yang terutama komitmen bersama semua SKPD di pemerintahan. Mulai
dari penganggaran, koordinasi yang intens dengan semua unsur, keberlanjutan
program serta berusaha agar program tersebut tidak berjalan ditempat atau hanya
sekedar berjalan sebagai formalitas.
Menurut
data BLH, LGC turut andil dalam menurunkan timbunan sampah di Lamongan.
timbunan sampah pemukiman yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA)
sebelumnya sebanyak 87,5 meter kubik/hari. Namun setelah ada LGC tahap 1,
menyusut menjadi 79,5 meter kubik/hari dan di LGC tahap II menyusut lagi
menjadi 73,5 meter kubik/hari. “Mudah-mudahan Lamongan menjadi zero sampah
alias terbebas dari sampah,” tandasnya.
0 komentar:
Post a Comment