Situs Grand Lamongan News, saat ini masih dalam tarap pembangunan. Untuk sementara bisa diakses melalui www.grandlanews.co.cc. Mohon maaf bila tampilan dan isinya masih sangat sederhana.

Friday, July 6, 2012

SETELAH SATU JAM DIRAYU, AKHIRNYA BATAL DIKHITAN


Pagi itu, Kamis (5/7) terdaftar sebanyak 91 anak yang rencananya akan dikhitan dengan cuma-cuma di Pendopo Lokatantra Lamongan. Mereka adalah peserta khitan masal dalam rangka Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-443 yang diadakan PKK bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Lamongan dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Cabang Lamongan.

M. Fakhrul Abidin (10) dari Desa Dermolemahbang/ Sarirejo dengan nomor urut 2 adalah salah satu peserta paling awal yang akan dikhitan. Namun ketika hingga peserta khitan nomor urut 29 selesai dihitan, putra dari Saman ini belum meninggalkan meja operasi.

Ternyata sejak jam 8 hingga 9.30 pagi, ketika dia mulai menaiki meja operasi dengan berkain sarung, empat orang petugas kesehatan beserta ibunya gagal membujuk bocah ini untuk dikhitan. Bahkan ketika permintaan air minum dan makanannya dipenuhi, bocah cilik ini tetap menolak untuk dikhitan.

Tak pelak, kejadian ini berubah menjadi kelucuan bagi yang melihat serta menarik perhatian PKK Lamongan Mahdumah Fadeli dan wakilnya Nurul Hidayati Amar Saifudin untuk ikut membujuk dia.

Pagi itu bukan hanya M. Fakhrul Abidin yang gagal dikhitan. Diluar pendopo, di bawah tenda yang disediakan panitia untuk antrian peserta, beberapa bocah meronta-ronta dan merengek kepada orang tuanya meminta untuk tidak dikhitan.

Menurut koordinator kegiatan, dr Nanang Rahardi, kegiatan khitanan masal kali in didukung 5 dokter dan satu dokter spesialis bedah dari IDI yang dibantu puluhan perawat dari PPNI. Di dalam pendopo, panitia telah menyediakan 15 meja operasi dengan peralatan lengkap. Termasuk alat khitan yang menggunakan teknologi pisau laser.

Kegitan itu sendiri dibuka Bupati Fadeli. Dia dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, mulai dari PKK, IDI, PPNI dan Akper sebagai penyelenggara khitanan massal tersebut. “Selain menjalankan perintah agama, ini juga membantu Saudara yang kurang mampu, sehingga nilai ibadahnya berlipat ganda, “ ujarnya. Khitan itu, lanjut dia, bagian dari upaya untukmenjaga kebersihan.

“Saya mendoakan agar anak yang dikhitan ini selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT, Lekas sembuh, menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua dan menjadi generasi penerus yang tangguh dan cerdas, “ pungkasnya.

1 komentar:

ingat ketika dulu pernah jadi panitia khitan massal di masjid nurul iman, margorejo, surabaya, ada seorang bocah saat disunat misuh-misuh,"jancuk doktere....jancuk koen dokter...", saya dan panitia lainnya terpingkal-terpingkal mendengarnya,"dasar bocah".

Post a Comment

Share

Twitter Facebook Favorites More