Pagi
itu, Kamis (5/7) terdaftar sebanyak 91 anak yang rencananya akan dikhitan
dengan cuma-cuma di Pendopo Lokatantra Lamongan. Mereka adalah peserta khitan
masal dalam rangka Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-443 yang diadakan PKK bersama
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Lamongan dan Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) Cabang Lamongan.
M.
Fakhrul Abidin (10) dari Desa Dermolemahbang/ Sarirejo dengan nomor urut 2
adalah salah satu peserta paling awal yang akan dikhitan. Namun ketika hingga peserta
khitan nomor urut 29 selesai dihitan, putra dari Saman ini belum meninggalkan
meja operasi.
Ternyata
sejak jam 8 hingga 9.30 pagi, ketika dia mulai menaiki meja operasi dengan
berkain sarung, empat orang petugas kesehatan beserta ibunya gagal membujuk
bocah ini untuk dikhitan. Bahkan ketika permintaan air minum dan makanannya
dipenuhi, bocah cilik ini tetap menolak untuk dikhitan.
Tak
pelak, kejadian ini berubah menjadi kelucuan bagi yang melihat serta menarik
perhatian PKK Lamongan Mahdumah Fadeli dan wakilnya Nurul Hidayati Amar
Saifudin untuk ikut membujuk dia.
Pagi
itu bukan hanya M. Fakhrul Abidin yang gagal dikhitan. Diluar pendopo, di bawah
tenda yang disediakan panitia untuk antrian peserta, beberapa bocah
meronta-ronta dan merengek kepada orang tuanya meminta untuk tidak dikhitan.
Menurut
koordinator kegiatan, dr Nanang Rahardi, kegiatan khitanan masal kali in
didukung 5 dokter dan satu dokter spesialis bedah dari IDI yang dibantu puluhan
perawat dari PPNI. Di dalam pendopo, panitia telah menyediakan 15 meja operasi
dengan peralatan lengkap. Termasuk alat khitan yang menggunakan teknologi pisau
laser.
Kegitan
itu sendiri dibuka Bupati Fadeli. Dia dalam sambutannya menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak, mulai dari PKK, IDI, PPNI dan Akper sebagai
penyelenggara khitanan massal tersebut. “Selain menjalankan perintah agama, ini
juga membantu Saudara yang kurang mampu, sehingga nilai ibadahnya berlipat
ganda, “ ujarnya. Khitan itu, lanjut dia, bagian dari upaya untukmenjaga
kebersihan.
“Saya
mendoakan agar anak yang dikhitan ini selalu diberikan perlindungan oleh Allah
SWT, Lekas sembuh, menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua dan
menjadi generasi penerus yang tangguh dan cerdas, “ pungkasnya.
1 komentar:
ingat ketika dulu pernah jadi panitia khitan massal di masjid nurul iman, margorejo, surabaya, ada seorang bocah saat disunat misuh-misuh,"jancuk doktere....jancuk koen dokter...", saya dan panitia lainnya terpingkal-terpingkal mendengarnya,"dasar bocah".
Post a Comment